Hamil 4 Bulan Terjun dari Jembatan Barelang

Diposting oleh Def - Blog Jumat
Kenekatan itu berlangsung dengan begitu cepat. Di keriuhan wisatawan yang Kamis pagi kemarin memadati badan Jembatan I Barelang, Febriana Simbolon dengan bercucur air mata. Melompati pagar jembatan; meletakkan sebentar tas coklat berisi Alkitab dan sejumlah kosmetik di pinggir jembatan; untuk kemudian meloncat terjun ke lautan.



Ropilwan Siregar, pedagang jagung bakar yang berjualan di lokasi jembatan dari awal mengaku memperhatikan gerak-gerik Febriana yang terlihat dirundung sedih. Dari kejauhan, Ropilwan memperhatikan gelagat aneh yang diperlihatkan warga yang beralamat di Dapur 12, Batuaji itu. "Sambil lari saya teriak-teriak, jangan, jangan, jangan..(bunuh diri)," cerita Ropilwan ketika ditemui siang kemarin di tempatnya berjualan.

Tapi teriakan mencegah wanita paruh baya itu terlambat. Atau tepatnya tak digubris Febriana. Gadis berkulit sawo matang ini tetap dengan kenekatannya. Gjebur... sedetik kemudian, terdenger suara sesuatu yang jatuh ke air terdengar begitu keras. Tubuh wanita berusia 25 tahun itu mendarat di lautan bawah jembatan. Puluhan wisatawan gelagapan. Saling berebut pandang, melihat ke bawah untuk memastikan apa hasil dari kenekatan Febriana. Tak terkecuali Ropilwan yang terus saja berlari dan menjerit ke arah Febriana.

Untuk sesaat, semua berdebar. Ketika tubuh Febriana tertelan air dan tak kelihatan. Sebelum kemudian, beberapa nelayan yang kebetulan melewati bawah jembatan, menghentikan pompong mereka dan segera menolong karyawati PT Amtec, Mukakuning, tersebut.

Suara keras Ropilwan memberi petunjuk nelayan pancung itu untuk segera menyelamatkan wanita itu. Beruntung beberapa saat kemudian, tubuh Febriana berhasil ditemukan. "Langsung dibawa ke tepi terus kami lapor ke Ditpam," kenang Ropilwan.

Sekejap, suara gaduh itu beralih ke Pos Direktorat Pengamanan (Ditpam) Jembatan I Barelang. "Pak ada yang terjun dari Jembatan I. Tolong pak, tolong, tolong...," laporan seorang warga masuk ke telinga Syupri dan Suharman, anggota Ditpam yang ketika itu berjaga itu pos. Bergegas kedua anggota Ditpam itu meluncur menggunakan mobil patroli ke lokasi jatuhnya Febriana. Kedua anggota Ditpam itu kemudian bergegas menolong beberapa nelayan berpancung dan warga yang sebelumnya sudah lebih dulu bertungkus lumus menyelamatkan Febriana. "Mulutnya masih berbusa. Langsung saja kami bawa ke rumah sakit (CMC)," cerita Syupri.

Rekan Syupri, Suherman, menambahkan: "Kondisinya hamil sekitar empat atau lima bulan, dia diselamatkan pertama kali oleh orang pancung yang kebetulan lagi di air."

Sempat diberikan pertolongan pertama, memang. Tapi, kondisi Febriana tetap kritis. Beruntung, nyawa wanita yang baru menikah dan hamil empat bulan itu terselamatkan. "Cairan banyak di bagian paru-paru," ungkap dr Meilga Edward, dokter Cassa Medical Center (CMC) yang merawat Febriana, sambil menunjukkan hasil rontgen. "Tapi, akan kita pastikan lagi apakah memang cairan (air laut) ataukah karena memang ada penyakit (paru-paru). Kondisinya juga masih sesak," tambah Meilga.

Dari pemeriksaan sementara, Febriana juga menderita sakit pada tubuh bagian belakang. "Ada indikasi kejanggalan tulang di bagian belakang pinggang dan seputar punggungnya. Kita masih pastikan lagi melalui dokter penyakit dalam," papar Meilga.

Terus Meronta

Siang kemarin sekitar pukul 11.00 WIB, Febriana masih terbujur lemah di atas brankar RS CMC. Tangan kanannya tertancap jarum infus. Selang dari tabung oksigen membantu pernafasan istri dari Sandro Purba tersebut.

Bibir, tangan dan hampir seluruh tubuh wanita kelahiran 8 Oktober 1984 itu gemetaran. Nafasnya ngos-ngosan. Ibu muda itu terlihat seperti orang yang kedinginan. Kondisi Febriana, belum pulih benar setelah sejam sebelumnya berusaha bunuh diri dengan menerjunkan diri ke laut di jembatan I Barelang.

Meski kondisinya lemah, Febriana masih sadar. Wanita yang belum dikaruniai anak itu masih bisa menjawab pertanyaan dokter dan perawat yang intens merawatnya. Meski hanya sepatah kata dan sering meracau. "Mau mati saja aku. Sesak nafasku," bibir Febriana terus gemetar ketika mengucapkan kalimat, menjawab pertanyaan perawat yang menanyakan di bagian mana sakit yang dirasakannya.

Beberapa kali juga Febriana meronta. Seolah, istri buruh bangunan itu hendak mengulangi usahanya untuk mengakhiri hidup. "Habis dipukuli, cekcok," ucapnya spontan menjawab pertanyaan dokter. "Nggak tahan lagi aku," kembali Febriana meracau.

Pihak polisi, melalui Kepala Poltabes Barelang, Ajun Komisaris Besar Leonidas Braksan, memastikan kenekatan Febriana untuk mengakhiri hidup dengan meloncat Jembatan I Barelang. "Benar, tapi dapat diselamatkan," tegas Leonidas dalam SMS-nya.
Kondisi korban masih hidup, dalam perawatan dokter," terangnya.

Leo mengemukakan, pihaknya telah mengorek kesaksian tiga anggota Ditpam OB yang bertugas di Pos Jembatan I Barelang. Ketiganya adalah Suherman, Dedi Miharja, dan Syupri. "Barang-bukti yang berhasil ditemukan, yakni sebuah tas warna cokelat berisi Alkitab, dompet, KTP, dan kosmetik," urai Leo.

Karena Gaji Suami Kecil?


Dengan wajah pucat pasi, Freddy, kakak ipar Febriana Simbolon, tiba di ruang gawat darurat RS Cassa Medical Centre (CMC), satu jam setelah Febriana sampai di rumahsakit. Pria yang tinggal di Mangsang, Tanjungpiayu itu, mengakui kondisi rumahtangga adik kandungnya Sandro Purba dengan Febriana memang tak harmonis. "Waktu menikah (Desember 2008), keduanya sama-sama setuju. Setelah menikah mulai sering cekcok," ungkap Freddy ketika ditemui di rumahsakit.

Gaji kecil Sandro yang hanya sebagai buruh bangunan, diduga Freddy menjadi faktor utama penyebab terjadinya pertengkaran antara keduanya. "Sering cekcok masalah keuangan," kata Freddy.
Bahkan pada Januari silam, Febriana sempat mengadu pada Freddy keinginnnya bercerai dari Sandro. Tapi biasanya, pertengkaran antara Febriana dengan Sandro, hanya terjadi sesaat. Setelah itu mereka rukun kembali.

Freddy juga tak menyangka jika adik iparnya itu sampai nekad hendak mengakhiri hidupnya dengan terjun dari jembatan I Barelang. Pasalnya, baru sepekan keduanya terlihat rukun-rukun saja. "Baru seminggu kemarin datang ke rumah saya," tambah Freddy.

Ajun Komisaris Bambang Harleyanto, Kepala Polsek Persiapan Sagulung, yang datang langsung ke CMC mengaku masih belum mengetahui penyebab pasti upaya bunuh diri Febriana. "Masih dalam penyidikan. Nanti akan kita panggil suaminya untuk mengetahui penyebabnya," ujarnya.

Tapi, jika dalam pemeriksaan nantinya polisi menemukan bukti-bukti Sandro menjadi penyebab nekadnya Febriana bunuh diri, Sandro akan dijadikan tersangka. "Kalau memang ada unsur kekerasan, kita akan tindak sesuai prosedur. Tapi sekarang masih dalam penyidikan," terang Bambang.




0 komentar

Posting Komentar

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda FazaniInstalled by CahayaBiru.com

Label Category

Followers

About Me