Tiga Pria Bertopeng Culik Gadis SMA

Diposting oleh Def - Blog Jumat
Uang tebusan minta dikirim ke korban penculikan. Dua SMS yang masuk ke hape Nurzal Chan itu membuat lelaki itu diselimuti kepanikan luar biasa. SMS pertama masuk ke hape pegawai ATB itu, Senin sekitar pukul 11 malam. Isinya, sang ananda, Fildzatika (16) diculik dan penculiknya minta tebusan Rp80 juta.

Semalam itu, Nurzal dan keluarganya nyaris tidak bisa tidur. Kepanikan lelaki berusia 44 tahun itu kian menggunung, ketika hapenya pada pagi kemarin sekitar pukul lima menerima SMS kembali dari si penculik. Isi SMS kedua, penculik bertanya apakah uang tebusan sudah dikirim.

Faldzatika adalah siswa Sekolah MHS, Batuampar. Belum hilang kebingungan dan kepanikan kedua orangtuanya, Selasa kemarin gadis berjilbab ini sudah nongol kembali ke rumah. Anak pertamanya dari tiga bersaudara itu sudah kembali pulang, sekitar pukul 07.00 WIB. "Dia berhasil kabur dari para penculiknya," kata bibi Fildzatika, Anin, saat ditemui di kediaman Nurzal Chan di Perumahan Plamo Garden kemarin.

Anin, mengutip kisah Fildzatika mengungkapkan, Senin sore saat pelajar kelas satu itu pulang sekolah di Batuampar. Menumpang metrotrans, Fildzatika kemudian pulang ke rumahnya di Plamo Garden, Batamcenter.

Sesampainya di depan komplek perumahan, siswi berjilbab itu lantas turun dari metrotrans yang ditumpanginya. Tapi, belum juga langkahnya jauh ke dalam komplek, tiga lelaki langsung menyergapnya dan memasukkan dalam sebuah mobil Carry warna biru berlis kuning. "Tiga orang pake topeng," tambah Anin. Anin meneruskan, oleh ketiga penculik, mata keponakannya kemudian ditutup kain ."Tapi (Fildzatika) sempat telepon ayahnya, teriak bilang tangannya ditarik," tambah wanita berjilbab itu.

Jeritan telepon Fildzatika terdengar janggal di telinga Nurzal Chan. Bergegas, pegawai ATB itu menelepon balik. Tapi, sayang hape korban sudah tak bisa dihubungi balik. Sejak saat itulah keluarga mulai dibalut gelisah.

Anin meneruskan kutipan ceritanya, dengan mata tertutup, Fildzatika semula mengaku tak tahu dilarikan ke mana. Tapi, si gadis mengaku sempat diturunkan sejenak di Jembatan I Barelang. "Waktu diturunkan di Jembatan I, matanya dibuka. Makanya dia tahu kalau itu Jembatan I," beber Anin lagi.

Sayang, tak lama korban di jembatan itu. Setelah itu korban dibawa lagi ke sebuah tempat. "Dia ingatnya itu pantai. Katanya Batam (Patam) Lestari," Anin menirukan cerita anak dari Nurzal, abangnya itu. Patam Lestari adalah sebuah pantai di daerah Sekupang. "Baru terakhir katanya dia dibawa ke sebuah ruko kosong banyak suara burung walet gitu, katanya," tambah Anin.

Sementara Fildzatika diajak berputar-putar oleh penculik, di rumahnya, kedua orangtuanya bingung mendapati sang anak tidak pulang hingga larut malam. Nurzal berusaha mencari jejak sang anak dengan mengontak kawan dan kerabat. Tapi tak juga menemukan hasil.

Khawatir dengan keselamatan buah hatinya, malam itu Nurzal mendatangi polisi untuk melaporkan bahwa anaknya belum pulang. Dan, kekhawatiran Nurzal bertambah manakala datang SMS minta tebusan. Anehnya, Anin mengatakan dalam SMS penculik, tebusan itu minta dikirimkan ke nomor rekening sang anak.

Hingga malam hari tak ada kabar lagi. Baru sekitar pukul 05.00 dinihari, SMS kembali diterima ayah korban. SMS itu berisi tentang tindaklanjut tuntutan uang tebusan itu. "SMS itu terakhit kalinya," ungkap wanita itu lagi.

Beruntung, korban lekas pulang. Belum detail Fildzatika bercerita ikhwal penculikan dirinya, polisi sudah datang. Korban dibawa polisi. Penyidikan segera dilakukan. Berhasil, memang. Baru beberapa jam polisi berhasil menangkap tersangka penculikan itu.

Sekitar dua jam lebih, korban dimintai keterangan di ruang Komiasris Christian Tory, Kepala Satuan Reskrim Poltabes. Wartawan sudah menunggu hasil pemeriksaan itu. Tapi wartawan harus gigit jari ketika korban menyelinap kabur melalui pintu belakang. Meski terbilang sukses, sikap Christian terbilang aneh. "Inisial AN, umurnya 16 tahun," ini kalimat singkat Christian saat dikonfirmasi.

Christian juga membantah bahwa kasus Fildazatika adalah penculikan. "Bukan penculikan ini," ucap Kasat. "Ada minta tebusan atau apalah, nggak ada itu," bantah Christian lagi.

Pura-pura Tidur, Tika kabur

Rumah itu nampak sunyi. Hanya beberapa kerabat yang terlihat keluar masuk ke dalam rumah di Blok E3, Perumahan Plamo Garden. Ya, tapi siapa sangka pemilik rumah itu, Nurzal, baru saja mengalami peristiwa yang sempat membuat seisi rumah tidak bisa tidur karena khawatir. Ya, anak sulung Nurzal Chan, Fildatika, baru saja lolos dari penculikan.
Anin, bibi korban menceritakan dalam kesehariannya Tika jarang telat pulang dari sekolah. "Kalau pulang terlambat pasti dia telpon atau SMS," tegas Anin.

Untungnya, pagi kemarin, Filda tiba-tiba pulang. Dalam keadaan masih terguncang dia menceritakan bagaimana dia bisa sampai kembali kerumahnya. "Dia (Tika) pura-pura tertidur. sewaktu dilihatnya mereka masih terlelap, Tika berhasil meloloskan diri," ungkap Anin.
Tika mengaku, selama dalam penyekapan tidak ada seorang penculikpun yang melukainya. Ia juga tak diberi makan. Tika juga mengaku selama perjalanan matanya ditutupi dengan kain yang diikatkan di kepalanya.




0 komentar

Posting Komentar

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda FazaniInstalled by CahayaBiru.com

Label Category

Followers

About Me