Heboh, Hantu Kantor Bupati

Diposting oleh Def - Blog Jumat 0 komentar

Masyarakat Karimun heboh, beberapa hari ini foto penampakan di perkantoran Pemkab Karimun Jalan Canggai Putri, beredar luas dari hape ke hape. Penampakan makhluk gaib ini hanya terlihat samar-samar ketika terekam kamera hape. Gambar ini terekam, Sabtu malam lalu. Ketika itu, beberapa orang PNS di kantor tersebut sedang kerja lembur, untuk membuat laporan yang akan diserahkan pada hari Senin berikutnya.

Ketika sedang asyik lembur di kantor, rupanya tiba-tiba listrik padam. Salah seorang pegawai iseng mengambil foto dengan kamera hape yang dilengkapi blits.

Secara kebetulan, kamera tersebut menangkap bayangan putih dari satu ruangan kantor. Alhasil, hasil jempretan kamera hape tersebut, mulai beredar di masyarakat.

“Kalau malam itu, kami tahu hasil gambar tersebut, malam itu juga kami tinggalkan kantor kami. Sejak saat itu, kami jadi takut untuk kerja malam,” beber pegawai yang mangambil gambar tersebut dan tidak mau identitasnya disebut.

Jika diamati secara seksama, gambar tersebut memang tak memuat ngeri, karena hanya bagian samping wajah saja yang terlihat.






500 Ribu Sekali Onani

Diposting oleh Def - Blog 0 komentar

Lunas sudah tugas polisi. Tersangka kasus perampokan terhadap Ambar Effendi, PNS di Kelurahan Pulau Buluh, lengkap sudah di ringkus. Setelah berhasil menangkap dua tersangka sebelumnya, Toni dan Awi, Jumat polisi kembali berhasil menjerat Surya Safriandi alias Andi alias Memed, di Bandara Hang Nadim. “Setelah kejadian, tersangka kabur ke Kampar, Riau,” jelas Kasat Reskrim Poltabes Barelang Kompol Himawan Bayu Aji SIK, kemarin di ruangan kerjanya kepada wartawan. Menurut komandan resrse ini, setelah melakukan penyelidikan terhadap Memed, polisi berhasil menyuruhnya untuk menyerahkan diri.

Akibat perbuatannya, penyidik menjerat Memed dengan pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan. Ancaman hukuman yang harus dibayar tersangka maksimal 12 tahun. Menurut Himawan, dari hasil pemeriksaan aksi ketiga pelaku perampokan itu sudah direncanakan sebelumnya, di Rumah Makan Samudra, di kawasan Sagulung, sebelum pergi ke Penginapan Anugrah tempat korban nginap.

Seperti pengakuan kedua tersangka sebelumnya, Memed pun kenal dekat dengan korban. “Saya dikenalkan Awi,” katanya. Diceritakan Memed, sebelumnya ia juga pernah melakukan hubungan seks dengan korban. “Ya bukan yang itu, tapi saya disuruh mengonani korban,” lanjutnya lagi.

Tapi, Memed tidak sekedar melayani tersangka begitu saja. Mantan pekerja galangan kapal ini mengaku juga mendapat imbalan setelah memuaskan korban. “Saya dapat lima ratus ribu,” imbuhnya. Alasan Memed, ia bersedia melakukan itu semua karena sedang butuh uang.

Nah, setelah itu barulah peristiwa sadis itu terjadi. Memed tidak mengakui kalau perampokan tersebut sudah direncanakan sebelumnya. Menurut Memed, pisau yang dibawanya itu atas suruhan Awi. “Awi yang suruh saya bawa dan meletakkan di bawah kasur,” lanjutnya. Singkat cerita, terjadilah penikaman yang dilakukan oleh Toni. “Saya juga tidak tahu ada masalah apa, tiba-tiba Toni nikam,” kata Memed lagi.

Dari pengungkapan ini, penyidik juga berhasil menyita, sepasang seragam PNS yang dikenakan korban. Kotak cincin yang sudah kosong. “Cincinnya dijual Toni di Medan,” aku Memed. Tidak ketinggalan, sebilah pisau kecil dan sarungnnya. Peristiwa itu terjadi selepas tengah malam, Kamis lalu. Berawal dari terdengarnya suara teriakan minta tolong dari lantai II, Hotel Anugerah, oleh seorang warga sekitar. Pekikkan itu membuat kaget Azis Mustofa, warga setempat yang ketika itu sedang berada di luar kawasan ruko itu.

Karena penasaran, Azis segera memberitahu kepada petugas hotel agar mengeceknya. Petugas hotel yang mendapat laporan pun segera menuju lantai II hotel. Ternyata sumber suara itu berasal dari kamar nomor 12. Sontak petugas hotel kaget. Seorang tamu terkapar bersimbah darah. Ada beberapa bekas ditikam di tubuhnya.

Azis lantas memanggil teman-temannya untuk membantu mengevakuasi korban ke rumah sakit. Geger perampokan itu pun memicu kehadiran polisi. Menurut keterangan korban kepada polisi, pelaku mengetuk pintu kamar korban dan pura-pura minta minum.Setelah sempat memasuki kamar korban, pelaku dengan leluasa merampok korban. Hasilnya, korban bersimbah darah setelah empat tikaman bersarang di tubuhnya. Harta korban yang berhasil dirampok, cincin, uang Rp10 juta dan Hape Nokia.




Akhirnya Kolor Ijo Tewas

Diposting oleh Def - Blog 0 komentar

Seketika, Sutakim menghentikan kayuhan cangkulnya begitu mata cangkul membentur benda keras. Begitu cangkul ditarik dan tanah ambrol, mata warga Wonosari, Kecamatan Meral, Karimun itu seketika terbelalak. Gidik ketakutan seketika meraupi tubuh Sutakim. Senin yang menginjak petang itu, seonggok tulang-tulang manusia beserta tengkoraknya, terhidang di depan Sutakim.

Penemuan tulang belulang yang masih menyisakan kolor berwarna hijau itu, seketika menggegerkan warga Wonosari. Lokasi penemuannya, di sebuah lahan kebun ubi yang terletak di RT 02 RW 09 Wonosari, Meral. Malam itu juga, bersama warga, aparat polisi Polsek Meral menggali lokasi penemuan, mengumpulkan tulang-tulang manusia berkolor hijau.

Semula, Sutakim tak menduga benda keras yang membentur cangkulnya adalah tulang manusia. Bahkan, tulang tungkai manusia yang pertama ia cangkul, sempat ia buang. Namun setelah menggali lagi, ternyata ditemukan potongan lain. Kayakinan itu merupakan tulang manusia menjadi nyata saat menemukan celana dalam warna hijau yang masih utuh.

Orang pertama yang diberitahu Sutakim soal penemuan itu adalah Bonari, rekan kerjanya. Saat itu juga keduanya kemudian mengabarkan pada banyak orang yang kemudian bersama warga, langsung mencari potongan tubuh lainnya.

Penggalian itu mendapatkan temuan berupa sepasang buah tulang tungkai kaki, sepasang tulang tungkai paha, sepasang tulang lengan, dan beberapa tulang rusuk. Warga juga berhasil mengangkat tengkorak kepala yang hanya tersisa seperemaptnya saja. Sebagian tengkorak lainnya sudah pecah. Sementara oragan tubuh Torak tidak berhasil ditemukan.

Usai bertungkus lumus mencari tulang belulang, sekitar pukul 19.30 WIB, warga kemudian melaporkan penemuan tersebut ke aparat Polsek Meral. Beberapa polisi langsung meluncur ke lokasi kejadian.

Selanjutnya polisi kemudian mengamankan potongan tubuh yang tinggal tulang benulang tersebut dan memasang garis polisi di tanah yang tempat ditemukan tulang belulang.

Tulang belulang milik manusia tersebut ditemukan sudah terkubur dengan kedalaman sekitar setengah meter. Hal ini menimbulkan dugaan, pemilik tulang belulang itu merupakan korban pembunuhan yang kemudian dikubur di kebun ubi tempat Sutakim dan Bonari bekerja. Polisi juga tidak menemukan korban dikubur dalam keadaan laik seperti pemakaman. Tulang belulang yang ditemukan hanya bercelana kolor, semakin menguatkan adanya dugaan korban tewas dibunuh dan dikuburkan dengan terburu-buru. Lokasi penemuan pun terbilang terpencil dan tersembunyi. Untuk memasuki lahan kosong yang akan ditanam ubi itu, harus melalui satu jalur setapak.

Kapolsek Meral, Ajun Komisaris Arif Budi mengaku belum berani menyimpulkan apa-apa atas penemuan tulang belulang tersebut. ''Indetitasnya juga belum bisa diketahui, melihat dari temuan tersebut korban sudah terkubur lama di lokasi tersebut, jadi indikasi pembunuhan belum cukup bukti,'' terang Arif singkat.

Dari hasil pemeriksaan di kamar jenazah RSUD Karimun, tim medis menduga jenis kelamin tulang belulang adalah laki-laki. Semasa hidup, kemungkinan korban memiliki tubuh gempal dan besar. Hal itu bisa dilihat dari besarnya tulang, serta ukuran celana yang berdiameter 44 sentimeter. Untuk kaki saja, petugas medis mengukur tingginya mencapai 38 sentimeter. ''Kita masih mempelajari temuan potongan tubuh manusia ini, untuk indetitasnya juga belum diketahui,'' tegas Arif lagi.




Kenekatan itu berlangsung dengan begitu cepat. Di keriuhan wisatawan yang Kamis pagi kemarin memadati badan Jembatan I Barelang, Febriana Simbolon dengan bercucur air mata. Melompati pagar jembatan; meletakkan sebentar tas coklat berisi Alkitab dan sejumlah kosmetik di pinggir jembatan; untuk kemudian meloncat terjun ke lautan.



Ropilwan Siregar, pedagang jagung bakar yang berjualan di lokasi jembatan dari awal mengaku memperhatikan gerak-gerik Febriana yang terlihat dirundung sedih. Dari kejauhan, Ropilwan memperhatikan gelagat aneh yang diperlihatkan warga yang beralamat di Dapur 12, Batuaji itu. "Sambil lari saya teriak-teriak, jangan, jangan, jangan..(bunuh diri)," cerita Ropilwan ketika ditemui siang kemarin di tempatnya berjualan.

Tapi teriakan mencegah wanita paruh baya itu terlambat. Atau tepatnya tak digubris Febriana. Gadis berkulit sawo matang ini tetap dengan kenekatannya. Gjebur... sedetik kemudian, terdenger suara sesuatu yang jatuh ke air terdengar begitu keras. Tubuh wanita berusia 25 tahun itu mendarat di lautan bawah jembatan. Puluhan wisatawan gelagapan. Saling berebut pandang, melihat ke bawah untuk memastikan apa hasil dari kenekatan Febriana. Tak terkecuali Ropilwan yang terus saja berlari dan menjerit ke arah Febriana.

Untuk sesaat, semua berdebar. Ketika tubuh Febriana tertelan air dan tak kelihatan. Sebelum kemudian, beberapa nelayan yang kebetulan melewati bawah jembatan, menghentikan pompong mereka dan segera menolong karyawati PT Amtec, Mukakuning, tersebut.

Suara keras Ropilwan memberi petunjuk nelayan pancung itu untuk segera menyelamatkan wanita itu. Beruntung beberapa saat kemudian, tubuh Febriana berhasil ditemukan. "Langsung dibawa ke tepi terus kami lapor ke Ditpam," kenang Ropilwan.

Sekejap, suara gaduh itu beralih ke Pos Direktorat Pengamanan (Ditpam) Jembatan I Barelang. "Pak ada yang terjun dari Jembatan I. Tolong pak, tolong, tolong...," laporan seorang warga masuk ke telinga Syupri dan Suharman, anggota Ditpam yang ketika itu berjaga itu pos. Bergegas kedua anggota Ditpam itu meluncur menggunakan mobil patroli ke lokasi jatuhnya Febriana. Kedua anggota Ditpam itu kemudian bergegas menolong beberapa nelayan berpancung dan warga yang sebelumnya sudah lebih dulu bertungkus lumus menyelamatkan Febriana. "Mulutnya masih berbusa. Langsung saja kami bawa ke rumah sakit (CMC)," cerita Syupri.

Rekan Syupri, Suherman, menambahkan: "Kondisinya hamil sekitar empat atau lima bulan, dia diselamatkan pertama kali oleh orang pancung yang kebetulan lagi di air."

Sempat diberikan pertolongan pertama, memang. Tapi, kondisi Febriana tetap kritis. Beruntung, nyawa wanita yang baru menikah dan hamil empat bulan itu terselamatkan. "Cairan banyak di bagian paru-paru," ungkap dr Meilga Edward, dokter Cassa Medical Center (CMC) yang merawat Febriana, sambil menunjukkan hasil rontgen. "Tapi, akan kita pastikan lagi apakah memang cairan (air laut) ataukah karena memang ada penyakit (paru-paru). Kondisinya juga masih sesak," tambah Meilga.

Dari pemeriksaan sementara, Febriana juga menderita sakit pada tubuh bagian belakang. "Ada indikasi kejanggalan tulang di bagian belakang pinggang dan seputar punggungnya. Kita masih pastikan lagi melalui dokter penyakit dalam," papar Meilga.

Terus Meronta

Siang kemarin sekitar pukul 11.00 WIB, Febriana masih terbujur lemah di atas brankar RS CMC. Tangan kanannya tertancap jarum infus. Selang dari tabung oksigen membantu pernafasan istri dari Sandro Purba tersebut.

Bibir, tangan dan hampir seluruh tubuh wanita kelahiran 8 Oktober 1984 itu gemetaran. Nafasnya ngos-ngosan. Ibu muda itu terlihat seperti orang yang kedinginan. Kondisi Febriana, belum pulih benar setelah sejam sebelumnya berusaha bunuh diri dengan menerjunkan diri ke laut di jembatan I Barelang.

Meski kondisinya lemah, Febriana masih sadar. Wanita yang belum dikaruniai anak itu masih bisa menjawab pertanyaan dokter dan perawat yang intens merawatnya. Meski hanya sepatah kata dan sering meracau. "Mau mati saja aku. Sesak nafasku," bibir Febriana terus gemetar ketika mengucapkan kalimat, menjawab pertanyaan perawat yang menanyakan di bagian mana sakit yang dirasakannya.

Beberapa kali juga Febriana meronta. Seolah, istri buruh bangunan itu hendak mengulangi usahanya untuk mengakhiri hidup. "Habis dipukuli, cekcok," ucapnya spontan menjawab pertanyaan dokter. "Nggak tahan lagi aku," kembali Febriana meracau.

Pihak polisi, melalui Kepala Poltabes Barelang, Ajun Komisaris Besar Leonidas Braksan, memastikan kenekatan Febriana untuk mengakhiri hidup dengan meloncat Jembatan I Barelang. "Benar, tapi dapat diselamatkan," tegas Leonidas dalam SMS-nya.
Kondisi korban masih hidup, dalam perawatan dokter," terangnya.

Leo mengemukakan, pihaknya telah mengorek kesaksian tiga anggota Ditpam OB yang bertugas di Pos Jembatan I Barelang. Ketiganya adalah Suherman, Dedi Miharja, dan Syupri. "Barang-bukti yang berhasil ditemukan, yakni sebuah tas warna cokelat berisi Alkitab, dompet, KTP, dan kosmetik," urai Leo.

Karena Gaji Suami Kecil?


Dengan wajah pucat pasi, Freddy, kakak ipar Febriana Simbolon, tiba di ruang gawat darurat RS Cassa Medical Centre (CMC), satu jam setelah Febriana sampai di rumahsakit. Pria yang tinggal di Mangsang, Tanjungpiayu itu, mengakui kondisi rumahtangga adik kandungnya Sandro Purba dengan Febriana memang tak harmonis. "Waktu menikah (Desember 2008), keduanya sama-sama setuju. Setelah menikah mulai sering cekcok," ungkap Freddy ketika ditemui di rumahsakit.

Gaji kecil Sandro yang hanya sebagai buruh bangunan, diduga Freddy menjadi faktor utama penyebab terjadinya pertengkaran antara keduanya. "Sering cekcok masalah keuangan," kata Freddy.
Bahkan pada Januari silam, Febriana sempat mengadu pada Freddy keinginnnya bercerai dari Sandro. Tapi biasanya, pertengkaran antara Febriana dengan Sandro, hanya terjadi sesaat. Setelah itu mereka rukun kembali.

Freddy juga tak menyangka jika adik iparnya itu sampai nekad hendak mengakhiri hidupnya dengan terjun dari jembatan I Barelang. Pasalnya, baru sepekan keduanya terlihat rukun-rukun saja. "Baru seminggu kemarin datang ke rumah saya," tambah Freddy.

Ajun Komisaris Bambang Harleyanto, Kepala Polsek Persiapan Sagulung, yang datang langsung ke CMC mengaku masih belum mengetahui penyebab pasti upaya bunuh diri Febriana. "Masih dalam penyidikan. Nanti akan kita panggil suaminya untuk mengetahui penyebabnya," ujarnya.

Tapi, jika dalam pemeriksaan nantinya polisi menemukan bukti-bukti Sandro menjadi penyebab nekadnya Febriana bunuh diri, Sandro akan dijadikan tersangka. "Kalau memang ada unsur kekerasan, kita akan tindak sesuai prosedur. Tapi sekarang masih dalam penyidikan," terang Bambang.




Penebas Leher Polisi, Gila

Diposting oleh Def - Blog 0 komentar

Salah satu korban pembantaian Mansur S (20) tak lain adalah pamannya sendiri yaitu P Harahap. Akibat perbuatanya Harahap harus dirawat di Kamar 519 di lantai 5 RSUD Karimun. Senin kemarin kondisi Harahap mulai membaik, bahkan ia sudah dapat bercerita tentang kejadian tersebut. Saat ditemui Posmetro, Harahap yang ditanyai tentang kejadian tersebut dengan mudah bercerita. Menurut Harahap kejadian tersebut terjadi lantaran sakit gangguan jiwa yang dialami Mansur yang tak lain adalah ponakan kandungnya tersebut kumat saat itu.

''Dia pernah kumat saat kelas 3 SMA, namun sudah lama sembuh, namun kemarin sakitnya Kumat, bahkan saya rencanya akan membawa dia pulang kembali ke Medan, namun belum jadi dibawa ke Medan, dia sudah melakukan aksi ini,'' ujar Harahap.

Harahap juga meminta kepada pihak Polisi untuk mengamankan Mansur, pasalnya ia cukup berbahaya jika penyakitnya kumat lagi.

Diceritakannya kembali peristiwa miris tersebut, saat itu Harahap sedang di ruang kamar tengah, sementara ibu Munte dan pak Munte sedang berada di dapur.

''Saya sempat melihat Mansur lewat di belakang Pak Munte dan bu Munte dan masuk ke belakang. Kemudian ternyata dia kebelakang, saat itulah dia mengambil golok, saat itu saya tak tahu dan saya masuk ke kamar lagi, beberapa saat kemudian saya dengar teriakan ibu Munte, saat saya keluar, Ibu Munte terus merangkul Mansur, sementara Pak Munte sudah terjatuh dengan berlumuran darah, sesaat itu ibu Munte pun dibacok dia hingga tumbang,'' ujar Harahap yang masih terlihat selang Impus di lengan kanannya.

Saat itu juga Harahap mencoba membuat Mansur tengan dan memujuknya untuk melepaskan parang di tangannya. Namun apa daya Harahap justru menjadi target ketiga oleh Mansur.

'"Saya justru dikejar dia, hingga dua kali saya terjatuh, dan dua kali itu pula dia membacok saya, namun saya kembali bangkit dan kabur namun tak dapat dihindari saya terus lari hingga melihat rumah warga terbuka, maksud saya masuk dan mengunci pintu kamar itu, ternyata langkah saya kalah dengan langkah Mansur, saat itu juga dia langsung membacok saya kembali di dalam kamar hingga saya tak berdaya lagi,'' ujar Harahap lagi.

Sementara di kamar terpisah, terlihat istri Munte, Indrawati kondisinya sudah mulai membaik. Bahkan sudah dapat berbicara. Namun ia masih enggan menceritakan kejadian yang dialaminya.
Sedangkan Sumainya yang lebih dikenal dengan sebutan Munte sendiri masih belum sadarkan diri dan masih dirawat di ruang ICU RSUD Karimun lantai 2.

Sementara rencanya pihak jajaran Polres Karimun dalam hal ini akan membawa tersangka Mansur untuk melakukan tes kejiawaan. Namun kapan belum ada konfirmasi resmi dari pihak kepolisian.




Uang tebusan minta dikirim ke korban penculikan. Dua SMS yang masuk ke hape Nurzal Chan itu membuat lelaki itu diselimuti kepanikan luar biasa. SMS pertama masuk ke hape pegawai ATB itu, Senin sekitar pukul 11 malam. Isinya, sang ananda, Fildzatika (16) diculik dan penculiknya minta tebusan Rp80 juta.

Semalam itu, Nurzal dan keluarganya nyaris tidak bisa tidur. Kepanikan lelaki berusia 44 tahun itu kian menggunung, ketika hapenya pada pagi kemarin sekitar pukul lima menerima SMS kembali dari si penculik. Isi SMS kedua, penculik bertanya apakah uang tebusan sudah dikirim.

Faldzatika adalah siswa Sekolah MHS, Batuampar. Belum hilang kebingungan dan kepanikan kedua orangtuanya, Selasa kemarin gadis berjilbab ini sudah nongol kembali ke rumah. Anak pertamanya dari tiga bersaudara itu sudah kembali pulang, sekitar pukul 07.00 WIB. "Dia berhasil kabur dari para penculiknya," kata bibi Fildzatika, Anin, saat ditemui di kediaman Nurzal Chan di Perumahan Plamo Garden kemarin.

Anin, mengutip kisah Fildzatika mengungkapkan, Senin sore saat pelajar kelas satu itu pulang sekolah di Batuampar. Menumpang metrotrans, Fildzatika kemudian pulang ke rumahnya di Plamo Garden, Batamcenter.

Sesampainya di depan komplek perumahan, siswi berjilbab itu lantas turun dari metrotrans yang ditumpanginya. Tapi, belum juga langkahnya jauh ke dalam komplek, tiga lelaki langsung menyergapnya dan memasukkan dalam sebuah mobil Carry warna biru berlis kuning. "Tiga orang pake topeng," tambah Anin. Anin meneruskan, oleh ketiga penculik, mata keponakannya kemudian ditutup kain ."Tapi (Fildzatika) sempat telepon ayahnya, teriak bilang tangannya ditarik," tambah wanita berjilbab itu.

Jeritan telepon Fildzatika terdengar janggal di telinga Nurzal Chan. Bergegas, pegawai ATB itu menelepon balik. Tapi, sayang hape korban sudah tak bisa dihubungi balik. Sejak saat itulah keluarga mulai dibalut gelisah.

Anin meneruskan kutipan ceritanya, dengan mata tertutup, Fildzatika semula mengaku tak tahu dilarikan ke mana. Tapi, si gadis mengaku sempat diturunkan sejenak di Jembatan I Barelang. "Waktu diturunkan di Jembatan I, matanya dibuka. Makanya dia tahu kalau itu Jembatan I," beber Anin lagi.

Sayang, tak lama korban di jembatan itu. Setelah itu korban dibawa lagi ke sebuah tempat. "Dia ingatnya itu pantai. Katanya Batam (Patam) Lestari," Anin menirukan cerita anak dari Nurzal, abangnya itu. Patam Lestari adalah sebuah pantai di daerah Sekupang. "Baru terakhir katanya dia dibawa ke sebuah ruko kosong banyak suara burung walet gitu, katanya," tambah Anin.

Sementara Fildzatika diajak berputar-putar oleh penculik, di rumahnya, kedua orangtuanya bingung mendapati sang anak tidak pulang hingga larut malam. Nurzal berusaha mencari jejak sang anak dengan mengontak kawan dan kerabat. Tapi tak juga menemukan hasil.

Khawatir dengan keselamatan buah hatinya, malam itu Nurzal mendatangi polisi untuk melaporkan bahwa anaknya belum pulang. Dan, kekhawatiran Nurzal bertambah manakala datang SMS minta tebusan. Anehnya, Anin mengatakan dalam SMS penculik, tebusan itu minta dikirimkan ke nomor rekening sang anak.

Hingga malam hari tak ada kabar lagi. Baru sekitar pukul 05.00 dinihari, SMS kembali diterima ayah korban. SMS itu berisi tentang tindaklanjut tuntutan uang tebusan itu. "SMS itu terakhit kalinya," ungkap wanita itu lagi.

Beruntung, korban lekas pulang. Belum detail Fildzatika bercerita ikhwal penculikan dirinya, polisi sudah datang. Korban dibawa polisi. Penyidikan segera dilakukan. Berhasil, memang. Baru beberapa jam polisi berhasil menangkap tersangka penculikan itu.

Sekitar dua jam lebih, korban dimintai keterangan di ruang Komiasris Christian Tory, Kepala Satuan Reskrim Poltabes. Wartawan sudah menunggu hasil pemeriksaan itu. Tapi wartawan harus gigit jari ketika korban menyelinap kabur melalui pintu belakang. Meski terbilang sukses, sikap Christian terbilang aneh. "Inisial AN, umurnya 16 tahun," ini kalimat singkat Christian saat dikonfirmasi.

Christian juga membantah bahwa kasus Fildazatika adalah penculikan. "Bukan penculikan ini," ucap Kasat. "Ada minta tebusan atau apalah, nggak ada itu," bantah Christian lagi.

Pura-pura Tidur, Tika kabur

Rumah itu nampak sunyi. Hanya beberapa kerabat yang terlihat keluar masuk ke dalam rumah di Blok E3, Perumahan Plamo Garden. Ya, tapi siapa sangka pemilik rumah itu, Nurzal, baru saja mengalami peristiwa yang sempat membuat seisi rumah tidak bisa tidur karena khawatir. Ya, anak sulung Nurzal Chan, Fildatika, baru saja lolos dari penculikan.
Anin, bibi korban menceritakan dalam kesehariannya Tika jarang telat pulang dari sekolah. "Kalau pulang terlambat pasti dia telpon atau SMS," tegas Anin.

Untungnya, pagi kemarin, Filda tiba-tiba pulang. Dalam keadaan masih terguncang dia menceritakan bagaimana dia bisa sampai kembali kerumahnya. "Dia (Tika) pura-pura tertidur. sewaktu dilihatnya mereka masih terlelap, Tika berhasil meloloskan diri," ungkap Anin.
Tika mengaku, selama dalam penyekapan tidak ada seorang penculikpun yang melukainya. Ia juga tak diberi makan. Tika juga mengaku selama perjalanan matanya ditutupi dengan kain yang diikatkan di kepalanya.




UFO di Tanjung Uma

Diposting oleh Def - Blog 0 komentar


Sesuatu mirip piringan dan terbang mengundang perhatian para siswa SMP yang sedang asik bermain bola, Selasa sore. Piringan yang mengeluarkan cahaya kuning itu disaksikan hampir semua anak-anak SMP yang sedang bermain bola saat itu. Sudah beberapa menit Dava, Aris, Riyan, Hendra dan beberapa teman siswa SMP Hang Kasturi, Tanjunguma, lainnya bermain sepak bola bersama teman-temannya di lapangan bola yang berada tepat di bawah SMP itu. Tapi sekitar pukul 17.30 sore, mendadak Dava, salah satu pemain bola, berteriak. "Hai lihat apaan tuh...," cerita Aris, menirukan teriakan Dava saat itu hingga menghentikan gerakan pemain lain.

Semua mata, Aris, Riyan, Hendra, Eka dan teman lainnya tertuju menyaksikan benda asing terbang itu mengikuti petunjuk jari Dava yang mengarah ke benda aneh itu. Beberapa menit mereka seksama melototi piringan kuning yang terus laju terbangnya itu. "Pertama saya kira layang-layang. Tapi kok ada cahayanya terang kali," kenang Riyan saat bincang-bincang di Kampung Tanjunguma. "Yang bilang itu UFO, ya Dava lah," katanya.

Meski penasaran dengan benda mirip piringan dan berwarna kuning itu, anak-anak itu kembali mengacuhkannya. Mereka memilih asik bermain bola lagi. "Kalau yang liatin terus. Ada sekitar lima menitanlah," kata Aris. "Dia (benda aneh) itu terbang kencang dari arah sana (utara) ke (selatan)," timpalnya.

Aris dan teman-temannya mengaku menyesal tak bisa mengabadikan benda aneh menyerupai gambar-gambar yang kerap dianggap UFO itu. "Tak hape. Kalau ada hape pasti kami jepretlah," kata-kata Aris, diamini teman-temannya.

Benda aneh itu disaksikan anak-anak SMP, memang. Tapi percaya tidak percaya, tergantung anda menyikapinya.






Di Sintai Sekali Boking 25 Ribu

Diposting oleh Def - Blog 0 komentar

Yani (25) dan Lia (19), akhirnya tak tahan menjadi wanita penghibur. Meski baru tiga bulan menjadi pekerja seks komersil (PSK) di Shintai, Tanjunguncang, kedua wanita itu akhirnya memilih kabur, Jumat siang kemarin.

Wajah shok masih membalut kedua PSK itu ketika berada di Poltabes Barelang, Minggu kemarin. Keduanya kompak terus menunduk. Matanya sama-sama sembab. Beruntung, Lince Rambi, Ketua Forum HAM Perempuan Batam, yang mendampingi mereka terus menenangkan keduanya.

Lia, meski dengan suara lirih, akhirnya mengungkapkan alasannya memilih kabur dari rumah prostitusi di Shintai, Tanjunguncang. "Kami nggak tahan lagi. Kami ditekan. Nggak tahan ditarget besar (setoran besar setiap hari)," ungkap Lia dengan suara terbata-bata.

Jumat siang, Lia dan Yani memilih mengendap-ngendap keluar dari kawasan lokalisasi Shintai. Keduanya memutuskan kabur meski tak tahu haru kemana. "Kami ke Mall (Batuaji)," kenang Lia.

Singkat cerita kedua wanita itu bertemu Forum HAM Perempuan. Oleh forum yang berkantor di Seipanas, itu keduanya mendapat perlindungan. "Kami akan melakukan pendampingan dan advokasi hingga selesai. Hingga mereka pulang akan kita antar," tegas Lince, Ketua Forum HAM Perempuan saat mendampingi kedua wanita itu di Poltabes Barelang, kemarin.

Selain mendampingi keduanya, Lince tegas akan mendesak pihak kepolisian agar menindak majikan kedua wanita itu. "Mereka awalnya dijanjikan bekerja dengan gaji tinggi. Tapi ternyata dipekerjakan jadi PSK. Makanya, majikannya harus ditindak tegas sesuai proses hukum yang berlaku," tegas Lince.




Dibunuh saat hamil. Ditemukan dua buku nikah dengan dua nama berbeda.
Aroma menyengat minyak bakar keluar dari lubang dinding rumah petak yang baru setahun terakhir disewa pasangan Indra Suhendar (33) dan Maria Muhammad (42). Senin petang kemarin, bau minyak itu terus saja mengurapi lingkungan di sekitar rumah yang terletak di ruli Kampung Bintang, RT4 RW 16, Tanjunguncang. Dua tetangga sebelah rumah Indra, Situmorang dan Lisbet, dibuat khawatir dengan bau minyak tanah yang menyengat itu.

Khawatir terjadi apa-apa, Situmorang mencari sumber bau. Setelah ditelusuri, lelaki satu ini hakulyakin, sumber bau minyak itu keluar dari rumah kontrakan Indra. Sialnya, pintu rumah Indra digembok, dan ketika diketuk, tidak ada satupun suara yang menjawab. "Kami curiga dari bau minyak itu, khawatir terjadi apa-apa. Akhirnya kami bongkar gembok itu rame-rame, diketuk pake palu," Situmorang menjelaskan.

Setelah pintu terbuka, bukan sumber bau yang kemudian menjadi sumber kengerian warga Ruli Kampung Bintan. Melainkan sosok Maria yang sudah terbujur tak bernyawa. "Kaget, kami cuma lihat di situ ada obat nyamuk dan korek api. Kalau dia (Maria) masih pakai selimut," imbuh Lisbet yang petang itu usai menadah air hujan. Sumber minyak itu sendiri, berasal dari tempat Maria terbujur kaku.

Ibu rumah tangga itu tak mampu menggambarkan posisi Maria saat ditemukan di kamar. "Aku kan bawa anakku masih umur satu tahun. Tak sanggup melihatnya. Lihat matanya saja, aku langsung lari sampai terbentur motor di lorong dalam rumah itu," , siang itu suami korban, Indra, malahan masih ada di rumah kontrakan itu.

Tiga orang tetangga, May, Ardi, dan Lisbet, pertama kali mengetahui kalau di dalam rumah petak semi permanen berbahan papan triplek dan beratap karpet plastik itu, terbujur kaku jasad Maria. Korban saat ditemukan tubuhnya telungkup ditutup gulungan kasur. Wanita malang kelahiran 17 Agustus 1967 itu masih mengenakan stelan kaos hitam berlengan panjang motif garis-garis dan celana jins biru.

Beberapa bundelan obat nyamuk bakar yang di atasnya diceceri dengan tumpukan korek api kayu, masih menebarkan gumpalan asapnya. Sebuah selimut warna hijau, dan tumpukan pakaian di samping tempat tidur tipis warna biru yang sudah tampak kumal dan jarang kena jemur itu. Ada bekas luka memar di lingkar leher Maria, dan dari kondisi perutnya yang membuncit, Maria diketahui tengah hamil.

"Iya, dia memang bilang sama saya. Katanya, 'Kak saya sekarang lagi ada isi'," begini seorang wanita pemilik sebuah kedai pinggir jalan aspal menirukan ucapan Maria. Pedagang yang tempat berjualannya hanya sepelemparan batu dari markas Polsekta Batuaji itu, mengaku, Maria dan suaminya adalah salah seorang pelanggannya. "Baru saja semalam dia beli roti di sini, katanya untuk sarapan," imbuhnya pedagang itu.

Pengelola warung kelontong yang enggan ditulis namanya itu, mengemukakan, korban dikenalnya cukup ramah. "Suaminya semalam sempat beli rokok di sini. Si Mar (Maria) pernah cerita, katanya mereka baru ambil kredit motor, baru tiga bulan berjalan," katanya dengan logat Batak itu kentara sekali. Anehnya, di tengah kesibukan polisi dan kerumunan warga yang berjubel di teras rumah korban.

Ada empat pria muda justru tak terusik dengan geger pembunuhan itu, mereka tampak asyik bermain catur di dalam rumah yang cuma berselisih satu rumah dari tempat Maria ditemukan sudah tak bernyawa. Dapur rumah korban dengan areal instalasi listrik hanya dipisah sebuah parit kecil yang tumbuhi subur pohon pisang, serta sebuah antena televisi menjulang dari tiang besi satu pipa yang diikat di pojok kiri belakang rumah itu.

Situmorang, lelaki yang mengaku cukup lama tinggal di Kampung Bintan mengungkapkan, tak tahu banyak tentang pasangan Indra dan Maria. "Selama ini kami pun tidak tahu. Kalau pun mereka ada ribut-ribut itu biasalah namanya orang berkeluarga," tuturnya.

Kepala Satuan Reskrim Poltabes, Komisaris Christian Tory menegaskan, Maria kemungkinan besar tewas karena dibunuh. Hasil visum memastikan, korban tewas akibat ada cekikan di leher. Selain itu, terdapat juga luka memar di wajah dan mata korban. "Ini pembunuhan yang diduga dilakukan oleh suaminya, penyebabnya juga diduga dari pertengkaran keluarga," papar Tory.

Sementara Kepala Polsekta Batuaji, Ajun Komisaris Syahrul Ramadhan menambahkan, beberapa saksi mengungkapkan, Indra masih terlihat di rumah pada pukul dua siang. "Modusnya, korban dicekik, dianiaya, dan mau dibakar. Mungkin ada dendam, makanya sampai disiram minyak dan akan dibuat seolah-olah itu kebakaran," analisa Syahrul. Kapolsek juga menduga, sebelum dibunuh korban dianiaya dulu.

Hingga siang kemarin, polisi masih menguber keberadaan pelaku pembunuhan Maria. Indra yang dikenal warga sebagai suami Maria, menjadi orang yang paling dicari dalam kasus ini.
Ada satu hal yang janggal ketika polisi menggeledah rumah tinggal Maria-Indra. Pihak berwajib menemukan dua buku nikah milik mereka. Di dalam buku nikah pertama tertera nama Maria dengan seorang pria lainnya tapi bukan Indra. Sedangkan di buku nikah satunya lagi, tertulis nama Indra dengan perempuan yang bukan Maria. "Mungkin saja mereka tinggal serumah hanya dengan nikah sirri," terang Syahrul Ramadan, siang kemarin di kantornya.

Saat ini, polisi masih melacak keberadaan pria asal Karawang, Jawa Barat itu. Guna melengkapi penyelidikan, sekitar empat orang saksi sudah dimintai keterangan. Kuat dugaan bahwa yang menghabisi nyawa perempuan kelahiran 17 agustus 1967 adalah Indra. Sejumlah warga sempat melihat Indra pergi dengan sebuah ransel besar.




Pemilu 2009 ini memang beda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, selain meNgubah cara memilih dari coblos ke centang. Pada pemilu kali ini pun menganut sistem suara terbanyak.

Di satu sisi sistem ini jelas menguntungkan sebagian besar caleg yang awalnya mendapat nomor sepatu. Tapi di sisi yang lain, sistem ini pun membuat caleg-caleg harus merogoh kantongnya dalam-dalam. Karena tanpa sosialisasi, mereka tak bakal dikenal oleh masyarakat.


Dari sejumlah caleg yang pernah diwawancarai , rata-rata mereka mengaku menyiapkan dana kampanye puluhan hingga ratusan juta, bahkan ada caleg yang tanpa sungkan-sungkan membeberkan dana kampenye yang telah dianggarkannya sejak beberapa tahun silam mencapai miliaran.

Nah, apa yang akan terjadi jika nanti caleg-caleg yang telah mengeluarkan dana kampanye hingga ratusan juta atau bahkan miliaran ini gagal meraih suara?


“Bertarung di dunia politik itu memiliki kenikmatan sendiri. Kalah menang itu biasa, yang penting nikmatnya.” itu jawaban salah seorang caleg dari Partai Hanura, hal yang sama pun sering diungkapkan oleh caleg-caleg dari partai lainnya.


Tapi tidak menurut penerawangan Ki Rogo Sejati. Paranormal kondang Kepri ini memprediksi ada ratusan caleg yang gila akibat kalah bertarung pada 9 April mendatang. “Yang gila parah itu jumlahnya mencapai puluhan,” ujar Ki Rogo dua hari silam.


Sedangkan yang sterss berat atau gila ringan, menurutnya mencapai 150 orang. “Mereka ini sterss berat, tapi harus dirawat di rumah sakit jiwa,” katanya sembari menambahkan yang stress ringan sekitar 300 orang.


“Bahkan dalam terawangan ghaib saya, saya melihat ada salah seorang paranormal yang ikut maju (mencaleg) tapi gagal. Dia itu termasuk golongan yang harus masuki ke rumah sakit jiwa,” beber pemilik Padepokan Rogo Sejati di Perumahan Rosedalle, Batamcentre itu.


Selain memprediksi para celeg gila akibat kalah dalam pemilu, Ki Rogo juga memprediksi bakal ada kekacauan besar yang terjadi sejak pemilu hingga sebulan setelah itu. “Saat hari H (9 April) ada beberapa tempat yang mengalami konflik, meski pun akhirnya bisa diatasi,” jelasnya.
Konflik terbesar menurutnya baru akan pecah sebulan setelah itu. “Saya melihat mereka yang kalah ini menggalang suatu kekuatan negatif yang secara tidak langsung kekuatan-kekuatan itu menyatu sehingga timbul lah huru-hara atau kekacauan yang luar biasa,” jelasnya.


Tanda-tanda kekacauan setelah pemilu ini juga menurut Ki Rogo telah terlihat oleh sejumlah masyarakat Kepri. “Masih ingat ada anak-anak Tanjunguma dan warga Batuuaji yang lihat UFO? Itu sebenarnya bukan UFO tapi kendaraan ghaib mahluk penguasa Selat Philips yang menyedot aura negatif dan akan dihembuskan kembali setelah selesai pemilu sebagi sumber huru-hara,” jelasnya




Pesta Obat Batuk, ABG Tewas

Diposting oleh Def - Blog 0 komentar

Ini sebuah pesta model baru yang dilakukan anak-anak ABG di daerah Bintan Timur, mengkonsumsi obat batuk tanpa resep dokter dan bukan karena sedang batu pula. Empat remaja itu ramai-ramai berkumpul di sebuah rumah di Tekojo, Kecamatan Bintan Timur Kijang. Salah satunya, Ucup (18) bocah ABG yang kesehariannya bekerja sebagai nelayan, tewas dalam pesta tersebut dengan mulut berbusa dan dua telinganya mengeluarkan darah segar.

Awal mula pesta obat batuk bermerek Destro ini, dimulai setelah enam orang pemuda baru gede tersebut melaut. Tidak jelas dari siapa ide awal pesta obat batuk tersebut. Sebagai minuman pendamping, mereka juga menyediakan minuman ringan Ale-ale.

Tidak lama, mereka pun memulai pesta. Salah seorang dari mereka mengawali menenggak obat batuk Destro tersebut. Sambil tertawa lepas dan terus menenggak pil, mereka pun mulai kena pengaruh obat, termasuk Ucup. Ada 50 butir pil obat batuk Destro yang ditenggaknya.


Kawan-kawannya, Gayung (19), juga ikutan menenggak obat tersebut sebanyak 5 butir. Lalu, Ahmad (19) mencoba menenggak 20 butir menyaingi Ucup. Sedangkan Dedi (19) menenggak 15 butir.

Berdasarkan keterangan beberapa orang teman Ucup yang ditemui wartawan kemarin mengatakan bahwa Ucup nekad menenggak 50 butir obat batuk Destro. Namun, mereka tidak ada satu pun yang mencegahnya.


Keesokan harinya, Ucup tewas dengan kondisi yang mengenaskan, mulut berbusa dan telinganya berdarah. Warga yang menemukan pemuda-pemuda tersebut langsung melaporkannya ke polsek Bintan Timur. Polsek Bintan Timur pun menurunkan tim untuk melakukan evakuasi jasad Ucup.


Sedangkan teman-temannya yang ditemukan bersama Ucup pagi itu sekitar pukul 06.30 WIB langsung dibawa ke polsek Bintan Timur. Sedangkan jasad Ucup dilarikan ke Puskesmas Kijang. Kapolsek Bintan Timur, AKP Ponco Indriyo kepada wartawan di ruang kerjanya mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan dokter di Puskesmas kijang, korban di duga meninggal akibat over dosis.




Tewas Saat Ditilang Polisi

Diposting oleh Def - Blog 0 komentar

Yang namanya ajal tak bisa ditentukan kapan atau dimana. Seperti yang terjadi Senin kemarin, Oskar Sibarani (46), warga Pantai Impian Gang Belanak, terserang jantung saat mengurus tilang di Pos Polisi Lalu Lintas Lapangan Pamedan. Nyawanya melayang.

Kemarin, sejak pukul 11.00 WIB, puluhan polisi dari Satuan Lalu Lintas Polresta Tanjungpinang menggelar razia kelengkapan kendaraan sepeda motor di Bundaran Pamedan.


Puluhan sepeda motor yang tidak memiliki kelengkapan terjaring. Salah satunya Oskar Sibarani. Mereka yang terjaring kemudian dikenakan tilang yang lalu mengurus surat tilang di dalam pos polisi.

Sekitar pukul 11.30 WIB, suasana pos polisi itu sesak. Tiba-tiba, Oskar yang saat itu duduk di kursi "L" dalam pos jatuh tersungkur. Mukanya membentur lantai hingga menyebabkan luka pada pelipis. Dari hidung Oskar pun mengeluarkan darah.


Polisi lalu sibuk. Oskar yang ketika itu sudah tak sadarkan diri lantas buru-buru dibawa ke RSUD Tanjungpinang menggunakan mobil patroli.


Di rumah sakit, Oskar segera diberikan tindakan pertolongan dengan diberikan oksigen serta memompa jantungnya supaya bekerja. Tapi apalah daya. Tindakan itu tak mampu menyelamatkan nyawa Oskar. Nyawanya melayang sekitar pukul 12.00 WIB.


Informasi yang didapat di RSUD, Oskar merupakan pasien rawat jalan. Ia menderita penyakit dalam (jantung) sejak September 2006. Terakhir, Oskar menjalani pengobatan bulan lalu.




Menyetubuhi gadis di bawah umur membuat Fedrik alias Faris alias Aditia (25) meringkuk di balik jeruji Polresta Tanjungpinang. Selama tiga malam, anak gadis orang, sebut saja Bunga (15), diinapkan di rumahnya. Selama itu pula, tiga kali ABG itu dia setubuhi.

"Tidak tiap malam. Macam makan obat aja. Semalam cuma satu kali," kata Fedrik di Satuan Reserse Kriminal Polresta Tanjungpinang, Senin kemarin.


Dari pengakuan Fedrik, persetubuhan mereka dilakukan di dalam kamar tempat dia tinggal besama orang tua di Kampung Kolam, Kecamatan Tanjungpinang Barat. Menurutnya, itu dilakukan atas dasar suka sama suka tanpa ada unsur paksaan.

"Kalau saya memperkosa, masak dia membuka pakaiannya sendiri," ujar Fedrik.


Menurut cerita Fedrik, antara dia dan Bunga berkenalan sekitar 2 bulan lalu. Awalnya lewat radio, sama-sama request lagu di salah satu radio yang ada di Tanjungpinang. Perkenalan melalui udara itu lalu berlanjut dengan kopi darat.


Fedrik dan Bunga akhirnya bertemu di Plantar II. Dalam pertemuan itu, kata Fedrik, Bunga mengaku masih bersekolah di SMA Negeri yang ada di Senggarang. Usianya 18 tahun. Fedrik percaya. Dia yakin begitu saja kalau Bunga sudah seusia itu.


Perkenalan mereka berlanjut. Singkat kata, pada 15/4 sekitar pukul 15.30 WIB lalu, Bunga bersedia diajak Fedrik datang ke rumahnya dan menginap di sana.


Sekitar pukul 21.00 WIB, ketika Bunga tidur, Fedrik masuk ke dalam kamar, mencumbu tubuh Bunga hingga terjadi persetubuhan.


"Tak ada pemaksaan. Suka sama suka," ujar Fedrik.


Malam itu, Bunga menginap di rumahnya. Orang tua serta saudara Fedrik diakuinya mengetahui akan hal itu. Fedrik dan saudaranya disebut dia sudah menganjurkan Bunga untuk kembali ke orang tuanya. Tapi dia tidak mau. Alasannya dia selama ini merasa dikekang oleh ayahnya.


"Saya mau jumpa ayah dia. Tapi dilarang. Katanya nanti saya dipukuli abangnya," kata Fedrik.


Di rumah Fedrik, Bunga menginap selama tiga malam. Selama itu, selain yang pertama, dua kali lagi mereka berhubungan badan layaknya pasangan suami istri. Yang kedua pukul 23.30 WIB Kamis , dan subuhnya pukul 05.00 WIB. Menurut Fedrik, dia akan bertanggungjawab untuk menikahi Bunga.


"Saya sengaja mengeluarkan (sperma) di dalam. Saya memang mau menikahi dia. Tapi ayahnya yang tidak setuju," kata Fedrik.


Selama tiga malam menghilang, orang tua Bunga resah. Sekembalinya anak gadis itu, ayah Bunga mencak-mencak supaya Bunga mengakui kemana dan apa yang dia perbuat. Bunga akhirnya mengaku. Sang ayah marah besar dan kemudian melapor ke Polresta Tanjungpinang, Sabtu .


Atas laporan itu, Fedrik pun ditangkap. Menurut Kasat Reskrim Polresta Tanjungpinang, AKP Nur Santiko, Fedrik dijerat dengan pasal 81 ayat (2) junto pasal 82 UU RI nomor 23 tahun 2002 tentang perlindung anak.


"Perbuatan itu bisa jadi memang didasari suka sama suka. Tapi yang dicabulinya itu adalah anak di bawah umur," kata Nur Santiko di ruang kerjanya.




Bicara soal pengorbanan, In (43) sudah memberikan segalanya pada Sy (45), seorang Caleg Demokrat dari Dapil IV. In rela hidup bersama dengan Sy dengan hanya menikah secara Sirri. Hal ini tentu saja didasari cinta, kepercayaan dan kestiaan yang diberikan In. Nyatanya kini, perempuan yang mirip dengan artis Yuni Sarah ini harus makan hati lantaran pria yang dipercayainya itu justru dikabarkan sudah menikah sirri pula dengan perempuan lain.

Kemarin, In pun membeberkan semuanya tentang kebobrokan kelakuan sang Caleg. "Saya rela meninggalkan suami saya demi dia. Kini setelah tiga tahun hidup bersama, dia begitu saja menghilang," lirih In memulai cerita.

Ditambahkan In, sebelumnya ia sudah menikah secara resmi dengan seorang pria. Dua anak terlahir dari buah cinta pernikahan itu. Namun kebahagiaan pengusaha muda ini "terkoyak" dengan hadirnya Sy. "Akhirnya saya bicara jujur sama suami saya dan memilih hidup dengan dia (Sy)," jelas In.


Saat itu, Sy juga bukanlah pria lajang. Dari istrinya terdahulu berinisial Nt, perkawinan mereka juga sudah dikarunia momongan. Alhasil, walau keduanya sudah pernah membina rumah tangga, In dan Sy akhirnya sepakat untuk hidup bersama.


"Dia janji mau nikahin saya secara resmi setelah cerai dengan istri tuanya itu," terang In. Namun selama tiga tahun menunggu, proses percerain Sy dengan Nt belum juga kelar. "Sekarang masih dalam proses sidang cerai. Istrinya itu ada di Singapura," ucap In.


Dikatakan In, di pertengahan perjalanan hidupnya dengan Sy, ia sempat dinasehati oleh Nt perihal kelakuan Sy. "Istrinya itu pernah bilang, kalau dia (Sy) bukanlah pria yang baik," menyesal In kala itu tak mengindahkan nasehat Nt.


Sy menghilang sejak 4 April silam. Dua hari sebelumnya, keduanya masih sempat pergi ke Lampung. "Itu pertemuan terakhir kami. Saat itu kami pergi ziarah ke makam orangtua," jelas In.
Namun, lima hari menjelang pemilu legislatif, Sy sudah tak ada lagi kabar berita. "Saya sudah ratusan kali nelpon (Sy) tapi tak pernah diangkat. SMS pun tak dibalas," kata In.


13 April, In mengaku pernah menghubungi via SMS pada Ketua DPC Demokrat menanyakan keberadaan suaminya itu. "Tapi tak ada tanggapan," ulas In seraya menunjukan SMS yang pernah dikirim pada Hermanto, Ketua DPC Demokrat.


Tak lama setelah itu, secara mengejutkan, In mendapatkan SMS yang isinya, "tolong jangan ganggu Sy (menulis nama sebenarnya). Sy sudah menikah..., kalau tak percaya hubungi aja dia," begini kira-kira pesan singkat yang ditulis huruf besar yang masuk ke hape In.


Jelas saja, sebagai perempuan yang sudah dinikahi secara Sirri, perasaan In pun semakin tak karuan. "Setelah saya hubungi dia (sy), tak ada juga tanggapan," kata In.


Kesal, In pun memutar otak menghubungi Sy dengan cara memakai kartu seluler perdana. "Diangkat, tapi tak banyak yang dibicarakan dia. Habis itu ditutup," kata In.


Selidik punya selidik, dari sejumlah kerabat Sy, In pun akhirnya mengetahui gelagat perselingkuhan Sy dengan perempuan lain. "Bahkan saya dengar, perempuan itu istri polisi juga," kesal In. Namun sejauh ini, In memang belum bisa membuktikan pernikahan sirri itu.


Kini, In sudah tak berharap lagi mau dinikahi secara resmi oleh Sy. Bahkan perempuan ini mengaku tak akan memaafkan sifat Sy. "Biar dia sadar. Biar dia rasakan sendiri akibat perbuatannya itu," kata In. Bahkan kini, In sangat menyadari betul perasaan istri pertama Sy yang ditinggal begitu saja. "Sebagai sesama wanita, saya sangat mengerti perasaan istri pertamanya itu," ujarnya.(chi)


Ketua DPC Demokrat: Belum Dapat Laporan

Ketika POSMETRO menghubungi Sy melalui nomor seluler yang diberikan In, nomor tersebut dalam keadaan tidak aktif. Sementara itu, Hermanto, Ketua DPC Demokrat Kota Batam saat dikonfirmasi POSMETRO mengaku belum menerima pengaduan In. "Tak ada," singkatnya kemarin saat dihubungi via hape.


Hermanto pun masih belum mau menerangkan kasus "perselingkuhan" sang caleg itu. "Nanti saja kita bicarakan ya, lagi pleno ni," katanya singkat sambil menutup telpon.


Saat ini, Sy, caleg yang dilaporkan sudah menikah sirrih lagi itu lumayan banyak mendapatkan dukungan. Setidaknya, rangking suara yang didapatnya di atas nomor urutnya di partai Demokrat untuk Dapil IV.




Dilarikan Duda, Amoi Disetubuhi 10 Kali

Diposting oleh Def - Blog

Mulyadi (31) tak mengira hubunganya dengan seorang cewek sebut saja bernama Amoi (19), harus berakhir dibalik tahanan Polres Karimun.

Mulyadi asal Kampung Bugis, Tanjungpinang ini dilaporkan oleh Sunadi keluarga Amoi warga Kampung Bukit, Kecamatan Meral ke Polres Karimun, dengantuduhan membawa lari anak gadis orang pada 23 April 2009 lalu.


Laporan dengan nomor 64-B/IV/2009 tersebut langsung ditindak lanjuti jajaran Reskrim Polres Karimun. Dari hasil penyelidikan polisi akhirnya diketahui Amoi berangkat ke Bangka bersama Mulyadi.


Sabtu (2/5) sekitar pukul 13.00 WIB, Mulyadi diamankan di Bangka bersama dengan Amoi. Keduanya lalu dibawa kembali ke Karimun, Senin (4/5) kemarin.

hubungan asmara antara Amoi dan Mulyadi ini berawal tahun 2007 lalu, saat itu Mulyadi merupakan TKI di Malaysia dan sering singgah di Tanjungbalai Karimun.


Meski pun Mulyadi kembali ke Tanjungpinang, selama satu tahun Mulyadi dan Amoi menjalin hubungan melalui hape.


Rasa cinta yang mendalam membuat Mulyadi ingin menikahi Amoi, untuk itu ia berangkat ke Bangka dengan maksud bekerja di sana. Tapi Mulyadi tak ingin sendirian berangkat, keluarganya bersama Amoi pun dibawa ke kota timah tersebut, dan kisah cinta ini berakhir dengan tertangkapnya Mulyadi.


Kapolres Karimun AKBP Djoko Rudi E SH SIK yang dikonfirmasi melalui Kasat Reskrim AKP Boy Herlambang SIK, membenarkan kasus tersebut.


''Tersangka saat ini sudah kita amankan bersama dengan korban, saat ini korban sedang kita mintai keterangannya dan tersangka masih dalam proses pemeriksaan kita, tersangka kita amankan di Bangka pada Sabtu (2/5) lalu,'' ujar Boy.


Dikatakan Boy lagi, tersangka Mulyadi dikenakan pasal 332 KUHP tentang membawa lari gadis yang umurnya masih di bawah 21 tahun, dengan ancaman maksimla 7 tahun penjara.


Sementara Meiskes yang merupakan ibu dari Amoi, belum mau berkomntar banyak tentang kasus ini.


''Kita juga tak pernah kenal dengan dia (Mulyadi, red) dia tak pernah ke rumah, mereka pacaran pun kita tak tahu, apakah dia dimaafkan atau tidak saya masih pusing lah,'' ujar Mieske singkat.

Sedangkan Mulyadi, tak mau dituduh telah membawa Amoi ke Bangka. Ia mengaku, Amoi lah yang ingin ikut dengannya.


''Saya tak bawa lari dia, dia berangkat sendiri ke Batam di sana dia bertemua orang tua saya, dan bersama orang tua saya dia ke Bangka melalui Jakarta dengan menggunakan pesawat,'' ujar Mulyadi.

Diceritakan Mulyadi, hubungan cinta mereka dimulai sejak 2007 lalu. Mulyadi yang sudah menduda tersebut juga ingin menikahi Amoi.

''Saya sudah sering minta izin dan mau membicarakan baik-baik dengan orang tua Amoi tentang hubungan asmara kami. Namun tak pernah tercapai, Amoi selalu melarang saya, katanya bapaknya tak suka orang pribumi, katanya orang pribumi jahat, makanya saya tak boleh ketemu orang tuanya, kalau tak percaya tanya saja sama dia,'' kata Mulyadi.

Sejak itulah ia tak pernah menemui orang tua Amoi, tetapi hubungan asmara mereka terus berlanjut hingga tiga tahun lamanya.

Mulyadi juga menyatakan selama menjalin kasih dengan Amoi, hubungan badan pun pernah dilakukannya di Tanjugbalai dan di Bangka.

''Sekitar 10 kali, ada yang di Tanjungbalai ada yang di Bangka, di Tanjungbalai ada yang di hotel, kalau yang di Bangka di rumah adik saya,'' katanya sedikit malu-malu.

Amoi terlihat menangis saat melihat Mulyadi di dalam penjara. Bahkan Amoi mengaku cinta mati dengan Mulyadi.




Istri Hilang Saat Bobok

Diposting oleh Def - Blog

Baru sebulan jadi pengantin baru, Robiana Sadikin (26) harus menjomblo lagi karena ditinggal pergi istrinya. Istri yang baru dinikahinya itu pergi dari rumah mereka di perumahan Vila Bukit Indah Batam Centre Kamis (20/5) pagi.

Menurut Robiana, Resi Rosaria (19) istrinya baru satu bulan dinikahinya melalui perjodohan antara orang tua Robiana dan Resi, tepatnya pada tanggal 19 April lalu di Jawa Barat. Lalu pada tanggal 25 lalu ia membawa istrinya ke Batam. Selama ini, walau tidak sempat pacaran dulu tidak pernah ada masalah antara ia dan istrinya. " Saya ketemu baru tiga kali terus langsung nikah," ucap Robiana yang bekerja sebagai ABK kapal Asing itu.


Rabu (19/5) malam, sikap Resi berubah. Biasanya, sikap Resi pada suaminya cendrung tertutup dan tidak banyak bicara pada suaminya. Tapi malam itu, Resi terlihat riang dan banyak ngobrol dengan suaminya. Usai ngobrol hingga larut malam, pengantin baru itu pun tidur. Keesokan harinya, Robiana kaget, Resi yang tidur disampingnya sudah tidak ada lagi." Tadi malam masih tidur sama saya, pagi udah gak ada," kata Robiana saat melapor ke Mapolsek Batam Kota Jumat (21/5).

Melihat istrinya tidak ada lagi, Robiana mencari istrinya, tanya pada orang tuanya dan tetangga tapi tidak ada yang tahu keberadaan istrinya itu. Lalu Robiana menyusuri daerah Batam Centre tapi tidak juga menemukan istrinya yang sama sekali belum punya teman di Batam itu. " Dia disini belum punya teman sama sekali," kata Robiana.

Tidak menemukan istrinya, Robiana pun memeriksa lemari pakaian istrinya. Setelah diperiksa, ternyata dua buah baju Sweater dan satu kaos, serta satu celana jins milik istrinya sudah tidak ada lagi. Dari cerita keponakan Robiana, beberapa hari sebelumnya ponakannya sempat memergoki Resi sedang menghitung segepok uang. " Setahu saya dia gak pegang uang, tapi kata ponakan saya dia punya uang banyak.

Ditunggu lebih dari 24 jam istrinya tidak pulang-pulang, Robiana pun melaporkan hilangnya istrinya itu ke Mapolsek Batam Kota. Robiana menambahkan, kalau istrinya itu memang sengaja pergi, sebaiknya ia menghubungi dan bicara baik-baik dengannya kalau memang ingin pergi. " Saya takutnya ada apa-apa dengan dia," kata Robiana yang pulang hanya Enam bulan sekali kalau berlayar itu.



Nyabu Sebelum Ngeseks, Digrebek Saat Bugil

Diposting oleh Def - Blog

Mi (20), wanita PSK ini sedang dalam keadaan bugil ketika digrebek polisi di kamar 112 Hotel Top View. Ia digrebek bersama A Eng (37), pria yang membokingnya Senin (18/5) dini hari itu.


Bukan skandal mereka yang dipermasalahkan polisi. Malam itu, yang menggerebek mereka adalah petugas dari Satuan Narkoba Polresta Tanjungpinang. Keduanya dicurigai memiliki serta menggunakan narkoba jenis sabu-sabu. Ketika digrebek, polisi mengamankankan barang bukti berupa alat hisap sabu-sabu di dalam kamar.


Sebelum ke Hotel Top View, Mi, A Eng, serta teman A Eng bernama Rianto (38) dan seorang wanita lainnya, bertemu di salah satu kamar karaoek di Cosmos, Suka Berenang. Di sana, Mi mengaku sudah terlebih dahulu menenggak bir hitam sebanyak tiga kaleng.
"Kepala saya sudah agak pusing," katanya.

Lepas berkaraoke ria, mereka berempat pindah ke Hotel Top View. Mereka memesan masing-masing satu kamar. A Eng bersama Mi, sementara Rianto bersama teman wanitanya di kamar berbeda.

Pengakuan Mi, dia sama sekali tak punya rencana untuk menghisap sabu-sabu. Ketika sudah berada dalam kamar, ada sesorang yang mengantar bungkusan plastik putih yang ternyata sabu-sabu. Paket sabu-sabu itu ternyata memang merupakan pesanan A Eng. Kata A Eng, satu paket sabu-sabu itu dia beli seharga Rp500 ribu dari seseorang yang kini jadi buron polisi.

Selanjutnya, Mi di bawa A Eng ke kamar mandi hotel. Di sana, sabu-sabu mereka hisap. Termasuk pula Rianto. Usai menghisap sabu-sabu, Rianto kembali ke kamarnya. Sementara itu, A Eng dan Mi kemudian berencana melakukan hubungan badan.

Mereka sudah bugil. Tapi, rencana mereka gagal. Beberapa pria yang ternyata petugas dari Satuan Narkoba Polresta Tanjungpinang, datang menggebek mereka. Mi dan A Eng kala itu buru-buru mengenakan pakaian yang tadinya sudah mereka tanggalkan.

Selain mengamankan A Eng dan Mi, malam itu juga petugas mengamankan Rianto yang posisi kamarnya bersebelahan. Malam itu, mereka digelandang ke Mapolresta Tanjungpinang.

Kapolresta Tanjungpinang, AKBP Drs Yusri Yunus Rabu (20/5) mengatakan, penangkapan terhadap ketiga tersangka didasarkan informasi yang diporoleh oleh Satuan Narkoba. Ketiga tersangka disebut Yusri dalam keadaan mabuk.
“Hasil tes urine terhadap ketiganya dinyatakan positif menggunakan sabu-sabu,” ujar Yusri yang didampingi Kasat Narkoba AKP Priyo.

Ketiga tersangka kini mendekam di sel Tahanan Mapolresta Tanjungpinang. Mereka dijerat dengan pasal 62 Undnag-undang Nomor 5/1997 tentang psikotropika. Mereka tercancam 5 tahun penjara.

Diboking Rp350 Ribu

Di Satuan Narkoba Polresta Tanjungpinang, Rabu (20/5), wajah Mi nampak menunjukkan penyesalannya. Dia mengakui malam itu dia sedang diboking A Eng untuk menemaninya tidur. "Untuk menghisap sabu-sabu, itu di luar rencana," katanya.


Mi mengaku sebelumnya pernah melayani Rianto. Dengan alasan itu, malam ketika ia ditangkap, ia tidak ragu untuk memenuhi undangan Rianto lagi. Tidak dipermasalahkan nantinya tidur dengan siapa.


Janda beranak satu yang pernah masuk lokap di Malaysia lantaran bekerja gelap ini mengaku sudah teler saat meninggalkan ruang karaoke. Saat menemani berkaraoke, ia sudah menggenggak 3 kaleng bir hitam.


Atas alasan itu lah, wanita yang mengaku baru tiga bulan di Tanjunpinang ini manut saja ketika diajak menghisap sabu-sabu.

"Tak tau untuk apa," katanya.


Malam itu, Mi mengaku tiga kali menghisap asap sabu-sabu. Katanya tidak ada reaksi atas itu. Usai menghisap sabu-sabu Mi rencananya akan melayani A Eng melampiaskan nafsu syahwatnya. Belum lagi melakukan, mereka sudah terlebih dahulu digrebek polisi. Mi juga mengaku belum menerima biaya bokingan yang dia sebut senilai Rp350 ribu.




Obral Perawan 9 ABG Kampung Bugis

Diposting oleh Def - Blog


Sembilan remaja baru beranjak gede berkumpul di satu ruang di Polsekta Tanjungpinang Kota, kemarin. Mereka yang rata-rata masih duduk di bangku kelas III SMP itu merupakan korban traficking, dijual untuk dijadikan pelampiasan birahi.

Kamis (21/5) tinggal dua jam lagi akan berganti. Kapolsekta Tanjungpinang Kota, AKP Darmawan belum lagi terlelap. Sekitar pukul 22.00 WIB itu, ia mendapat pesan singkat lewat hapenya. SMS itu cukup mengejutkan.

"Pelajar SMP di Kampung Bugis telah dijual perawannya oleh seseorang. Cari aja namanya Nota," Demikian bunyi sms tersebut.

"Harus bertindak cepat," kata Darmawan.

Malam itu juga, dia bersama beberapa anggotanya kemudian menyewa pompong pergi ke Kampung Bugis, yang posisinya persis berseberangan dengan pasar. Sebuah kampung lama di Tanjungpinang yang letakknya tak jauh dari Senggarang.

Penyelidikan difokuskan kepada siapa Nota. Langkah kanan. Malam itu juga, polisi berhasil menemukan siapa nama yang dimaksud. Nota adalah seorang wanita. Wanita yang nama lengkapnya Okta Merlina ini berusia 21. Dia tinggal di Kampung Bugis.

Dari dialah polisi lantas mengorek keterangan. Polisi, seperti disampaikan AKP Darmawan mengatakan bahwa ada laporan yang mesuk ke pihaknya yang menyatakan bahwa Nota telah menjual beberapa anak gadis di bawah umur kepada seseorang.

Tadinya, Nota berkilah. Setelah melalaui pendekatan, Nota "bernyanyi" juga.
"Saya tak ada menjual. Mereka yang mau sendiri," kata Nota saat itu.

Penyidikan mulai menemui titik terang. Dari mulut Nota polisi kemudian terus mengorek, siapa-siapa mereka yang telah masuk perangkap. Tak butuh waktu panjang. Nota kemudian menyebut sederetan nama.

Mereka Li (18), La (17), Fi (16), He (17), Em (14), Na (16), Su (14), Ra (14), dan Ne (16). Kesemua namanya itu merupakan anak-anak yang tinggal di Kampung Bugis. Malam itu juga, polisi mengumpulkan nama-nama itu satu per satu. Mereka dijemput di tempat tinggalnya masing-masing. Orang tua mereka saat itu terkejut.

Am (50) misalnya. Bapak satu ini terkejut kenapa sampai anaknya harus dibawa ke kantor polisi. Seingatnya, Li sang anak semata wayangnya itu tidak pernah berbuat macam-macam. Li disebutnya merupakan anak yang taat kepada orang tua. Selalu berada di rumah ketika malam, dan anak yang memiliki kepribadian yang santun. Am beranggapan anaknya selama ini diasuh dengan baik.

Setelah dijelaskan polisi apa yang terjadi sesungguhnya, Am makin terkejut. Terlebih istrinya Sm (37).
"Kami berdua termangu mendapat informasi itu. Katanya anak kami dijual ke laki-laki. Kami tak terima. Anak kami macam tak ada nilai, tak ada harga," kata Am, syok.

Demi kepentingan penyidikan, Am pun merelakan anaknya dibawa ke kantor polisi.
Nota, Li, dan ke delapan gadis lainnya malam itu kemudian dikumpulkan satu persatu. Hingga menjelang pagi hari, mereka dimintai keterangannya satu per satu. Hasilnya, empat dari sembilan ABG itu sudah ditiduri oleh seorang pria yang kini menjadi buron polisi. Keempatnya Li, Su, Em, dan Ra.

Keterangan yang didapat juga sungguh mengejutkan. Ternyata, dari empat korban yang masih tercatat sebagai pelajar kelas III SMP itu, satu yang mengaku masih perawan. Sedang yang tiga mengaku keperawanan mereka sudah melayang di tangan pacar.

Dari pengakuan keempat korban, rata-rata uang yang mereka dapat dari melayani pelaku berkisar antara Rp1 juta hingga Rp3 juta. Em yang masih perawan yang diberi imbalan tertinggi Rp3 juta.

Menurut EM, sudah tiga kali dia bertemu pria yang dikenalnya bernama Hendi itu. Pertemuan mereka berlangsung di salah satu kamar Hotel Shangrila, terletak di Gudang Minyak, Km2 Tanjungpinang. Pertemuan pertama dan kedua, Em mengaku hanya menemani mengobrol.

"Tak lama, paling cuma setengah jam," tuturnya.

Dari dua kali percakapan itu, Em diberi imbalan masing-masing Rp1 juta. Pada pertemuan, Em tak dapat menolak ketika pria yang disebutnya berusia tak lebih 30 tahun itu meminta untuk melayaninya tidur.

Modus Lama



Atas perkara ini, polisi langsung menetapkan Nota sebagai tersangka. Selain dia, polisi juga menetapkan dua tersangka lain yang kini masih jadi buron. Kedua tersangka itu masing-masing Iwan dan Hendi.

Tersangka Trafficking

"Kami masih menyelidiki siapa sebenarnya Iwan dan Hendi itu," kata Wakil Kepala Polresta Tanjungpinang, Kompol Herry Heryawan, didampingi Kapolsekta Tanjungpinang Kota, AKP Darmawan.

Dalam melakukan aksinya, Nota berperan yang mengantar langsung korban yang rata-rata sudah sangat ia kenal menemui Hendi yang biasanya sudah menunggu ke hotel.

Biasanya ia yang menerima langsung permintaan Hendi, atau menerima telepon dari seorang pria bernama Iwan. Supaya ABG yang dia ajak bersedia dibawa menemui Hendi, dia mengiming-imingkan keuntungan yang akan diperoleh.

ABG yang kemudian menjadi korban itu dikatakannya tidak akan diperlakukan macam-macam. Hanya menemani ngobrol, dan kemudian mendapatkan uang yang tidak sedikit.

Selama ini, para ABG itu dibawa ke hotel pada siang hari. Antara pukul 13.00 sampai 15.00 WIB. Mereka dibawa tidak sekaligus, melainkan satu per satu, dan dalam waktu yang berlainan.

Sesampainya di kamar hotel, Nota kemudian langsung keluar setelah menerima Komisi dari Hendi. Rata-rata komisi yang ia terima sebesar Rp1 juta.

Tak hanya dari Hendi. Nota juga mengeruk keuntungan dari para korban. Biasanya, dia minta separuh dari yang diberikan Hendi kepada korban.

Perbuatan ini diketahui sudah berlangsung sejak Oktober 2008 lalu. Kapolsekta Tanjungpinang Kota, AKP Darmawan menjelaskan, terakhir tindak pidana berlangsung sekitar tiga minggu lalu.

Hal serupa bukan kali pertama diungkap oleh petugas Polsekta Tanjungpinang Kota. Pertengahan Desember 2007 lalu, polisi juga mengungkap pelacuran dengan modus sama. Kala itu, tiga ABG di Kampung Bugis yang juga masih duduk di bangku SMP, dijual oleh Windi, ABG berusia 15 tahun yang kemudian bertindak sebagai mucikari. Perawan para korban ketika itu dihargai Rp1 juta. Atas perkara tersebut, Windi tengaha menjalni hukumannya di lembaga pemasyarakatan. Dia divonis kurungan 16 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Tanjungpinang.

Dari informasi yang di dapat, antara Windi dan Nota merupakan satu jaringan. Sekilas, saat dimintai keterangan oleh petugas kemarin, Nota menyebut mengenal Hendi dari Windi.

Siapa Windi, petugas saat ini masih melakukan pengejaran. Hingga sore kemarin, Nota nampaknya masih menyembunyikan identitas pria hidung belang yang menjadikan para ABG sebagai pelampiasan nafsu bejatnya itu.




Bayi 9 Bulan Tewas Terminum Air Panas

Diposting oleh Def - Blog

Hujan deras yang mengguyur Batam, Sabtu (23/5) seakan mengiringi kepergian Arif Andika Pratama (9 bulan) untuk selama-lamanya. Bocah yang akan genap berumur sepuluh bulan 27 Mei nanti, tewas sesaat setelah dirawat di RS Casa Medical Center (RSCMC). Menurut Zulkifli sang ayah penyebabnya diduga si bocah terminum air panas saat ditinggal ibunya belanja ke warung.

"Lidahnya memutih, dadanya merah," ujar Zulkifli dengan suara parau sambil memandang ke jenazah anaknya yang telah terbaring kaku di ruang tamu rumahnya.

"Dokter (di Rumah Sakit Casa Medical Center Mukakuning) juga ngomong seperti itu," lanjutnya.
Arif Andika Pratama merupakan anak pasangan Zulkifli (25) dan Hotnida (27). Zulkifli bekerja di PT Ciba Vision Mukakuning, sedangkan Hotnida merupakan ibu rumah tangga.

Sekitar pukul 11.00 WIB, Zulkifli yang sedang bekerja menerima telepon dari salah seorang tetangganya. Ayah satu anak ini diminta untuk segera pulang ke rumahnya, di Kavling Mangsang Permai Blok C nomor 35.

"Pas saya sampai di rumah, ternyata rumah sudah sepi, terus saya jumpa dengan Pit, (saudaranya) dia yang nyuruh saya ke Casa (Casa Medical Centre) katanya anak saya dirawat di sana," ujar Zulkifli mengisahkan.

Bergegas pria bertubuh sedang ini melangkah ke rumah sakit yang terletak di samping Panbil Mall itu. Betapa terkejutnya dia ketika mendapati kalau anak semata wayangnya sudah terbujur kaku di salah satu brakar rumah sakit tersebut.

Sementara itu menurut Pit, pagi itu sekitar pukul 07.30 WIB, Hotnida pergi ke warung yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya. Sedangkan Arif diletakkana di bawah dan dijaga oleh Agusalim, adik iparnya yang juga tinggal di rumah tersebut.

Nah, saat Hotnida kembali dari warung, dia mendapati anaknya tidak berada di lantai lagi, melainkan di kain gendongan yang di gantung dan terus menerus menangis, sementara si Agus bertingkah bingung dan langsung menganjurkan agar Hotnida melihat anaknya.

"Tadinya di bawah, kok sudah diatas, " ujar Pit menirukan perkataan Hotnida.

Heran dengan kondisi itu, sang ibu pun langsung melihat ke balik buai anaknya. Ternyata tubuh Arif telah memerah. Pertolongan pertama terhadap Arif pun dilakukan dengan mendatangi seorang bidan di sana, namun menurut Pit, kata bidan bawa ke puskesmas. Setelah dibawa puskesmas, kondisi Arif makin parah karena selain lidah yang sudah memutih, bocah itu terus terusan muntah, kemudian mereka disuruh langsung ke RSCM. Setelah sampai di RSCMC nyawa Arif sudah tidak tertolong lagi.
Menurut Zulkifli, sampai sore kemarin, Hotnida sedang memberikan keterangan di Mapolsekta Persiapan Seibeduk.


"Buat laporan," kata Zul. Saat ditanya hendak dimakamkan dimana anak semata wayangnya itu, pria ini mengaku belum memikirkannya.

"Biar semua jelas dulu Bang, istri saya masih di kantor polisi," ujarnya lagi.

Menurut beberapa tetangga yang ditemui, pasangan yang baru menetap dua bulan di perumahan tersebut, jarang terlihat. Mereka mengaku mempunyai kesibukan masing-masing, sehingga tak saling kenal. "Kayaknya baru dua bulan di sini, " ujar seorang tetangga yang enggan namanya di korankan. Wanita yang mengaku tinggal tak jauh dari TKP mengaku sebelum kejadian tidak pernah mendengar ada keributan," Setahu saya baik-baik saja," ujarnya lagi.


Sementara itu dari rumah sakit jenazah Arif dibawa dengan mobil jenazah Rumah Zakat Indonesia. jenazah bayi itu pun disemayamkan di musalah di kompleks tersebut.




Jutaan Ekstasi Mentah di Dalam WC

Diposting oleh Def - Blog


Tanjung Pinang, Metro: WC dalam kamar itu berukuran 1,5 x 1 meter. Di dalam kamar anaknya itulah Khairul Saleh (47), seorang pegawai PT Pos Indonesia, menyimpan jutaan butir kapsul yang diduga paracetamol mengandung zat BZO, zat yang biasanya digunakan sebagai obat penenang.

Rumah permanen nomor 03 itu letaknya diapit rumah penduduk lainnya di Gang Meranti, Jalan Brigjend Katamso. Ada mobil sedan terparkir di depannya.

Di rumah itulah polisi dari Satuan Narkoba Polresta Tanjungpinang dipimpin Kepala Kepolisian Polresta Tanjungpinang, AKBP Drs Yusri Yunus, Minggu (24/5) kemarin siang melakukan penggerebekan.

Jutaan PIL dalam WC

"Informasi yang kami dapat di sana disimpan banyak pil," ujar AKBP Drs Yusri Yunus.

Ketika penggrebekan berlangsung, polisi langsung mengarah ke salah satu kamar yang letaknya berhadapan langsung dengan ruang tengah. Lemari pakaian yang berada dipojok kamar didorong polisi. Bau menyengat keluar ruangan. Mengejutkan, di ruangan yang tadinya difungsikan sebagai wc itu, nampak kapsul berwarna merah dibungkus plastik transfaran. Ada juga yang masih terbungkus karung warna krem bertuliskan PT Pos Indonesia. Diperkiraan kapsul itu berjumlah jutaan butir.

Saat itu, Khairul Saleh, si kepala keluarga di rumah itu, nampak tenang.

"Ini barang titipan," katanya kepada Kapolresta Tanjungpinang.
Ia bahkan mengatakan, selain di rumahnya, masih ada juga yang disimpan di sebuah rumah kos di Jalan Yudo Winangun. Polisi sebagain diperintahkan mendatangi lokasi yang dimaksud. Di tempat itu, polisi benar mendapati pil yang sama. Bedanya, selain kapsul, ada juga yang berbentuk tablet. Jumlahnya memang lebih banyak lagi. Pil-pil tersebut masih tersimpan rapih dalam tong berdiameter sekitar 40 cm degngan ketinggian sekitar setengah meter.


Menurut Khairul, pil-pil itu merupakan sebagian dari pil-pil yang pada 14 Juli 2007 lalu, diamankan petugas Satuan Reserse Tanjungpinang yang bekerja sama dengan Direktorat Narkoba Polda Kepri.
Kilas balik. Pada tanggal yang dimaksudkan Khairul, polisi ketika itu mengamankan 5,24 ton pil yang sama. Pil-pil yang diketahui dipasok secara ilegal dari Singapura itu rencananya akan dikirim ke Jakata melalui paket PT Pos Indonesia, cabang KM 3 Tanjungpinang. Ketika ditangkap, pil tersebut diangkut di atas 4 lori.

Rincian pil terdiri 131 obat berupa kapsul berwarna merah, dan 131 koli berupa tablet warna coklat muda. Total keseluruhan obat berjumlah 9.849.000 butir, atau senilai Rp260 juta. Atas kasus tersebut, Alam dan Surya sudah mendapat vonis dari Pengadilan Negeri Tanjungpinang. Mereka dinyatakan bersalah melanggar pasal 80 ayat 4b Sub pasal 82 ayat 2 UU nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Mereka divonis 3 bulan penjara. Sedangkan barang bukti pil ketika itu telah dimusnahkan oleh Rumbasa.

Dalam kasus tersebut, polisi mengamankan pemilik bernama Surya, dan Alamsyah yang saat itu mengurus pengiriman. Khairul pun kala itu sempat dimintai keterangannya oleh polisi sebagai saksi.

Dalam keterangannya kemarin, Khairul menyebut pemilik pil-pil yang dia amankan itu, yakni Surya. Dia mengaku, saat pil-pil tersebut diamankan, Surya sebagai pemilik barang, menghubunginya.

"Mereka pada intinya meminta saya mengamankan pil yang belum dikirim ini," katanya.

Pil yang kini diamankan itu tadinya berada di gudang Kantor pos, oleh Khairul kemudian diangkut ke rumahnya. Hal itu menurutnya hanya didasarkan atas hubungan pertemanan antara dirinya dan Alam.
"Tak ada saya mengambil keuntungan dari situ. Hubungan sebagai klien," kata karyawan PT Pos Indonesia yang bertugas di bagian loket Western Union, bagian paket kiriman uang dari luar negeri.
Diakui Khairul juga, dirinya sebenarnya takut menyimpan pil-pil tersebut. Dia takut dengan polisi. Atas dasar-dasar itu, Khairul lantas menyimpan sebagian pil ke dalam wc kamar anaknya. Sebagian lagi, dia berinisiatif menyimpannya di rumah kos di Yudo Winangun, dengan biaya sewa Rp250 ribu per bulan.

"Biaya itu saya bayar dengan biaya saya sendiri. Sampai sekarang saya tidak pernah berhubungan lagi dengan Surya," kata Khairul.

Ulah Khairul itu sebenarnya menjadi perdebatan dalam keluarganya. Seperti dituturkan istrinya kemarin, mereka kerap kali berdebat. Sang istri mengaku sudah berulang kali mencoba menemui Surya atau pun Alam meminta supaya pil-pil tersebut diambil dari rumahnya.

"Tapi tak pernah ketemu," kata sang istri.

Ia bahkan juga pernah menyampaikan niatnya supaya pil tersebut dibuang.
"Tapi suami saya melarang. Katanya nanti ketauan polisi kemudian ditangkap. Karena itu saya takut," ujarnya lagi.

Setelah semua terkumpul, barang bukti tersebut kemudian diangkut ke Mapolresta Tanjungpinang. Selain mengamankan Khairul, polisi juga mengamankan Alam yanag dulunya sebagai kurir. Alam diamankan di tempat tinggalnya di Kampung Kolam, Kijang. Polisi juga mengamankan seorang pria bernama Dani.

Kapolresta Tanjungpinang, AKBP Drs Yusri Yunus mengaatakan, Alam dan Dani hingga kemarin diamankan masih dalam status sebagai saksi. Sementara itu, Khairul langsung ditetapkan sebagai tersangka. Ia dia dijerat dengan pasal pasal 80 ayat 4b Sub pasal 82 ayat 2 UU nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan.


"Menyimpan barang sediaan farmasi tanpa memiliki izin," ujar Kapolres.(ame)


Akan Diperiksa Di Laboratorium

Kapolresta Tanjung PinangBelum bisa dipastikan apakah pil-pil yang diamankan itu diindikasikan dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan narkoba. Kapolresta Tanjungpinang, AKBP Drs Yusri Yunus menerangkan, setakat ini, pil tersebut diketahui berjenis paracetamol yang mengandung bahan BZO, bahan yang dapat digunakan sebagai obat penenang.


Untuk membuktikannya, Yusri mengatakan pihaknya akan mengirimkan contoh barang ke laboratorium untuk diperiksa.

"Masih belum bisa diduga-duga apakah itu akan dijadikan narkoba, ekstasi atau lainnya," kata Yusri.
Dalam kasus yang pernah diungkap Juli 2007 lalu, ujar Yusri, setelah melalui uji laboratorium, pil-pil yang dulunya diamankan ternyata memang murni sebagai obat paracetamol.


"Yang jelas, barang tersebut dulunya diselundupkan melalui pelabuhan tikus ke Tanjungpinang dari Singapura. Akan diapakan atau dikirim kemana, kita masih akan memintai keterangan tersangka dan saksi. Yang jelas, pil ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi," papar Yusri.


Disampaikan orang nomor satu di Polresta Tanjungpinang ini juga, pihaknya belum dapat mempercayai keterangan tersangka (khairul) begitu saja. Pihaknya akan segera memeriksa saksi-saksi lainnya. Menurut Yusri, ada alasan mendasar yang menjadikan kecurigaan pihaknyaa.


Dalam kasus ini, sangat tidak logis tersangka membela mati-matian menyimpan barang yang pernah menjadi bagian dari barang yang pernah tersangkut permasalahan, tanpa ada keuntungan menerimanya.
"Kita tidak bisa mempercayai ucapan tersangka. Kita akan dalami kasus ini," tegasnya.




Rekonstruksi pembunuhan terhadap Maria Muhammad yang dilakukan oleh suaminya sendiri digelar Senin (25/5) sekitar pukul 11.00 WIB. Acara reka ulang yang berlangsung dibawah terik matahari itu berakhir sekitar pukul 13.30 WIB. Bertempat di dalam sebuah rumah berdinding papan dan beratapkan seng, ruangan berukuran 4 X 2, 5 meter, dengan tenang Suhendar memperagakan setiap adegan demi adegan.

Sebelum melakukan reka ulang pria asal Jawa barat ini mengaku menyesal telah melakukan perbuatan yang menyebabkan nyawa istrinya melayang.

Menurut pengakuannya dia yang sempat kesal dengan istrinya karena ketahuan telah menggugurkan kandungan selama empat kali. Sewaktu hendak Maria hendak dibawa ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Maria menolak. "Jadi aku mau kamu penjarakan, lebih baik kamu saja yang mati, " ujar Suhendar menirukan ucapan Maria.

Yang paling membuat Suhendar kesal dan marah adalah kata-kata Maria yang menjelek-jelekkan suku dan nama orang tuanya. "Sukumu saja (sunda ) banyak yang jadi lonte, kenapa kau larang aku keluar malam," kata Suhendar menirukan ucapan Maria. Dan yang membuat Suhendar kalap adala kata-kata Maria kalau ibunda Suhendar di Malaysia kerjaannya jual ...

Dalam pelaksanaan rekonstruksi ini ada beberapa adegan yang tidak dilakukan dan beberapa bagian yang diulang, seperti membakar obat anti nyamuk batangan baru menyiram bensin.

Saat Suhendar yang dalam posisi terborgol, mulai memasuki kawasan Ruli di kawasan Tanjunguncang itu, puluhan pasang mata warga yang terfokus pada sosok Suhendar.




Blogumulus by Roy Tanck and Amanda FazaniInstalled by CahayaBiru.com

Label Category

Followers

About Me